ASAL MULA & METODE PENGAJARAN
PONDOK PESANTREN MIFTAHUL FALAH
KEDIRI
Dosen Pengampu:
Dr. H. Imam
Ghazali Said, M.A.
Disusun oleh:
Anwar dwi saputra (A22212169)
FAKULTAS ADAB
SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM (SKI)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2013
A.
PENDAHULUAN
Pondok
Pesantren MIFTAHUL FALAH adalah sebuah pondok pesantren yang berdiri pada tahun
1998, pondok pesantren ini berada pada kawasan Mataraman, Kediri. Pondok
pesantren ini berada di Desa Banyakan, yang tepatnya di Dsn. Margosari RT.05
RW. 02 Ds. Banyakan Kec. Banyakan Kab. Kediri.
Pondok
pesantren MIFTAHUL FALAH ini pada mulanya ialah sebuah alas atau hutan, dan
kemudian dibuat tempat peribadahan seperti pendopo atau mushola. Mushola itu
dijadikan tempat untuk ibadah seperti sholat, ngaji, dll. Semakin lama semakin
banyak warga setempat yang ikut mengaji dan sholat disitu. lalu mulai
berdatangan santri-santri yang ingin menuntut ilmu di situ, kemudian mulailah
dijadikan pondok pesantren.
B.
PONDOK
PESANTREN MIFTAHUL FALAH
Pondok
Pesantren MIFTAHUL FALAH merupakan suatu pondok pesantren yang berada di
kawasan mataraman, tepatnya yaitu di kediri. Pondok pesantren ini termasuk
pesantren yang salaf. Pondok pesantren ini berada di Desa Banyakan, yang
tepatnya di Dsn. Margosari RT.05 RW. 02 Ds. Banyakan Kec. Banyakan Kab. Kediri.
Yang didirikan oleh K.H. Fauzan.
1.
Asal
mula pondok miftahul falah
Pondok
pesantren MIFTAHUL FALAH ini pada mulanya ialah sebuah alas atau hutan yang
sangat angker, dan oleh warga menjadi dikeramatkan karena memang tak ada
satupun warga yang berani mendatangi alas itu. Warga mempercayai kalau di alas
itu ialah tempat yang dihuni oleh mahluk halus atau jin, dan hanya mbah fauzan
aja yang berani mendatangi tempat tersebut. kemudian dibuatlah tempat itu sebagai
tempat peribadahan seperti pendopo atau mushola. Mushola itu dijadikan tempat
untuk ibadah seperti sholat, ngaji, dll. Semakin lama semakin banyak warga
setempat yang ikut mengaji dan sholat disitu. lalu mulai berdatangan
santri-santri yang ingin menuntut ilmu di situ, kemudian mulailah dijadikan
pondok pesantren.
Pendiri
pondok pesantren miftahul falah ialah K.H. Fauzan. Beliau merupakan cucu dari
K.H. Hasan Alwi, K.H. Hasan Alwi ialah seorang tokoh pemuka agama dan yang
mendirikan desa Banyakan (babat tanah banyakan).
K.H. Fauzan
mempunyai istri bernama siti khotdijah dan mempunyai beberapa anak atau
keturunan yaitu : 1. Siti Rukoyah
2.
Ahmad Hafidz
3.
Badrul Munir
4. Ahmad Muhtarom
5. Khoirul Huda
6.
Ahmad Ridwan
7.
Umukulsum
8.
Siti Dawirrohmah
9.
Mohammad Sofiyudin
Dan
sekarang yang memegang pondok ialah kyai badrul munir beserta anak-anak k.h.
fauzan yan lain. Dan yang menjadi ustadz di pondok miftahul falah tersebut
ialah anak dari k.h. fauzan sendiri diantaranya adalah sebagai berikut :
- nyai rukoyah ( mengajar di pondok putri )
- nyai rukoyah ( mengajar di pondok putri )
-
Kyai
ahmad hafidz (mengajar tentang tafsir )
-
Kyai
badrul munir ( mengajar tentang ahlaq atau adab)
-
Kyai
khoirul huda ( mengajar tentang tajwid )
-
Kyai
ahmad ridwan ( mengajar tentang hadits )
-
Nyai
siti dawirrohmah ( mengajar di pondok putri )
-
Kyai
mohammad sofiyudin ( mengajar tentang fiqih )
2.
Metode
pengajaran pondok miftahul falah
pondok
pesantren miftahul falah ini masih di kategorikan pondok pesantren salaf karena
pondok tersebut masih menggunakan metode pengajaran salaf.
Karena
kebanyakan dari ustadz-ustadz yang mengajar di pondok pesantren ini yaitu
alumni pondok - pondok salafiyah.
Selain itu
pengajarannyapun juga menggunakan kitab-kitab klasik yang biasanya dikenal
dengan istilah kitab kuning. Kitab-kitab itu di tulis oleh ulama-ulama salaf
(ulama terdahulu) yang berisikan tentang ilmu keislaman seperti: ilmu fiqih,
hadits, tafsir, maupun tentang ahlaq.
Ada
dua esensi jika seorang santri mempelajari tentang kiba-kitab tersebut. Selain
mendalami isi kitab santri secara tidak langsung juga mempelajari bahasa arab
karena memang dalam kitab-kitab tersebut ditulis dengan menggunakan bahasa
arab.
Sistem
pengajaran di pondok pesantren MIFTAHUL FALAH memakai beberapa sistem yaitu:
1.
Metode
Sorogan
Sistem ini biasanya santri menyorogkan sebuah kitab kepada kiai,
untuk dibaca di hadapan kiai. Dan jika ada kesalahan maka kiai akan segera
membetulkannya.
Melalui sorogan maka perkembangan intelektual santri dapat
ditangkap kiai secara utuh. Sehingga kiai dapat memberikan pengajaran kepada
santri tertentu atas tingkat kemampuan dan kapasitas menangkap pelajaran
santri.
Menurut saya metode ini sangat
efektif tapi tidak efisien.
Karena kalau memberikan materi sesuai kemampuan belajar santri
otomatis akan membutuhkan waktu yang sangat lama akan tetapi santri akan lebih
mengerti dan jelas akan materi yang di dapat.
2.
Metode
Wetonan
Sistem pengajaran ini biasanya guru atau ustadz membaca,
menerangkan, menterjemahkan, dan menulis didepan. Sedangkan santri
memperhatikan dan mendengarkan dan membuat catatan atas hasil yang diterangkan
oleh guru.
Dengan metode wetonan ini sangat efisien akan tetapi tidak efektif.
Karena guru menyampaikan materi kepada santri akan cepat memakan
waktu atau waktu yang diperlukan untuk menyampaikan materi akan cepat akan
tetapi tidak efektif karena santri akan tertekan karena banyaknya materi yang
didapat tidak sesuai dengan kapasitas kemampuan menyimpan materi santri.
3.
Metode
Musyawarah/Bahtsul Masa’il
Metode ini lebih mirip dengan metode diskusi atau seminar. Para santri dalam jumlah tertentu duduk membentuk halaqah dan dipimpin langsung oleh kyai atau bisa juga santri senior untuk membahas atau mengkaji suatu persoalan yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk melakukan pembelajaran dengan metode ini, sebelumnya kyai telah mempertimbangkan kesesuaian topik atau persoalan (materi) dengan kondisi dan kemampuan peserta (para santri). Ada sebagian pesantren yang menerapkan metode ini hanya untuk kalangan santri pada tingkatan yang tinggi dan hal ini sekaligus menjadi predikat untuk menunjukkan tingkatan mereka, yakni para santri pada tingkatan ini disebut sebagai Musyawwirin.
Metode ini lebih mirip dengan metode diskusi atau seminar. Para santri dalam jumlah tertentu duduk membentuk halaqah dan dipimpin langsung oleh kyai atau bisa juga santri senior untuk membahas atau mengkaji suatu persoalan yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk melakukan pembelajaran dengan metode ini, sebelumnya kyai telah mempertimbangkan kesesuaian topik atau persoalan (materi) dengan kondisi dan kemampuan peserta (para santri). Ada sebagian pesantren yang menerapkan metode ini hanya untuk kalangan santri pada tingkatan yang tinggi dan hal ini sekaligus menjadi predikat untuk menunjukkan tingkatan mereka, yakni para santri pada tingkatan ini disebut sebagai Musyawwirin.
4.
Metode
Pengajian Pasaran
Metode pengajian pasaran adalah kegiatan belajar para santri melalui pengkajian materi (kitab) tertentu pada seorang kyai senior yang dilakukan secara terus menerus (maraton) selama tenggang waktu tertentu. Pada umumya dilakukan pada bulan Ramadhan, dan targetnya adalah selesai membaca kitab. Titik berat pengkajiannya bukan pemahaman melainkan pembacaan. Sekalipun dimungkinkan bagi para pamula untuk ikut dalam pengajian ini, namun pada umumnya pesertanya adalah mereka yang telah mempelajari kitab tersebut sebelumnya. Bahkan kebanyakan pesertanya adalah para kyai yang datang dari tempat-tempat lain untuk keperluan itu. Pengajian ini lebih bermakna untuk mengambil berkah atau ijazah dari kyai yang dianggap senior.
Dalam perspektif yang lebih luas, pengajian pasaran ini dapat dimaknai sebagai proses pembentukan jaringan pengajaran kitab-kitab tertentu di antara pesantren-pesantren. Mereka yang mengikuti pengajian pasaran di tempat tertentu akan menjadi bagian dari jaringan pengajian pesantren itu. Dalam konteks pesantren, hal ini sangat penting karena akan memperkuat keabsahan pengajian di pesantren-pesantren para kyai yang telah mengikuti pengajian pasaran tersebut.
Metode pengajian pasaran adalah kegiatan belajar para santri melalui pengkajian materi (kitab) tertentu pada seorang kyai senior yang dilakukan secara terus menerus (maraton) selama tenggang waktu tertentu. Pada umumya dilakukan pada bulan Ramadhan, dan targetnya adalah selesai membaca kitab. Titik berat pengkajiannya bukan pemahaman melainkan pembacaan. Sekalipun dimungkinkan bagi para pamula untuk ikut dalam pengajian ini, namun pada umumnya pesertanya adalah mereka yang telah mempelajari kitab tersebut sebelumnya. Bahkan kebanyakan pesertanya adalah para kyai yang datang dari tempat-tempat lain untuk keperluan itu. Pengajian ini lebih bermakna untuk mengambil berkah atau ijazah dari kyai yang dianggap senior.
Dalam perspektif yang lebih luas, pengajian pasaran ini dapat dimaknai sebagai proses pembentukan jaringan pengajaran kitab-kitab tertentu di antara pesantren-pesantren. Mereka yang mengikuti pengajian pasaran di tempat tertentu akan menjadi bagian dari jaringan pengajian pesantren itu. Dalam konteks pesantren, hal ini sangat penting karena akan memperkuat keabsahan pengajian di pesantren-pesantren para kyai yang telah mengikuti pengajian pasaran tersebut.
5.
Metode
Hapalan/Muhafazhah
Metode hapalan ialah kegiatan belajar santri dengan cara menghapal suatu teks tertentu di bawah bimbingan dan pengwasan kyai atau ustadz. Selanjutnya hapalan yang telah dimiliki santri dilafalkan di hadapan kyai atau ustadz secara periodik atau insidental tergantung petunjuk kyai atau ustadz tersebut.
Metode hapalan ialah kegiatan belajar santri dengan cara menghapal suatu teks tertentu di bawah bimbingan dan pengwasan kyai atau ustadz. Selanjutnya hapalan yang telah dimiliki santri dilafalkan di hadapan kyai atau ustadz secara periodik atau insidental tergantung petunjuk kyai atau ustadz tersebut.
6.
Metode
Demonstrasi/Praktek ibadah
Metode demonstrasi atau praktek ibadah ialah cara pembelajaran dengan memperagakan (mendemonstrasikan) suatu ketrampilan dalam hal pelaksanaan ibadah tertentu yang dilakukan secara perorangan atau kelompok di bawah petunjuk dan bimbingan kyai atau ustadz.
Metode demonstrasi atau praktek ibadah ialah cara pembelajaran dengan memperagakan (mendemonstrasikan) suatu ketrampilan dalam hal pelaksanaan ibadah tertentu yang dilakukan secara perorangan atau kelompok di bawah petunjuk dan bimbingan kyai atau ustadz.
7.
Metode
Rihlah Ilmiyah
Metode rihlah ilmiyah adalah kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan melalui kegiatan kunjungan (perjalanan) menuju ke suatu tempat tertentu dangan tujuan untuk mencari ilmu. Kegiatan kunjungan yang bersifat keilmuan ini dilakukan oleh para santri untuk menyelidiki atau mempelajari suatu hal dengan bimbingan ustadz atau kyai.
Metode rihlah ilmiyah adalah kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan melalui kegiatan kunjungan (perjalanan) menuju ke suatu tempat tertentu dangan tujuan untuk mencari ilmu. Kegiatan kunjungan yang bersifat keilmuan ini dilakukan oleh para santri untuk menyelidiki atau mempelajari suatu hal dengan bimbingan ustadz atau kyai.
8.
Metode
Muhawarah/Muadatsah
Metode Muhawarah merupakan latihan bercakap-cakap dengan bahasa Arab, dalam beberapa pondok pesantren juga dengan bahasa Inggris yang diwajibkan oleh pondok kepada para santri selama mereka tinggal di pondok pesantren. Bagi para pemula akan diberikan perbendaharaan kata-kata yang sering dipergunakan untuk dihapalkan sedikit demi sedikit dalam jangka waktu tertentu. Setelah mencapai target yang ditentukan, maka diwajibkan bagi para santri untuk menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Penggunaan bahasa asing (Arab maupun Inggris) di lingkungan pondok pesantren, biasanya ditetapkan pada hari-hari tertentu.
Metode Muhawarah merupakan latihan bercakap-cakap dengan bahasa Arab, dalam beberapa pondok pesantren juga dengan bahasa Inggris yang diwajibkan oleh pondok kepada para santri selama mereka tinggal di pondok pesantren. Bagi para pemula akan diberikan perbendaharaan kata-kata yang sering dipergunakan untuk dihapalkan sedikit demi sedikit dalam jangka waktu tertentu. Setelah mencapai target yang ditentukan, maka diwajibkan bagi para santri untuk menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Penggunaan bahasa asing (Arab maupun Inggris) di lingkungan pondok pesantren, biasanya ditetapkan pada hari-hari tertentu.
9.
Metode
Riyadhah
Metode Riyadhah ialah metode pembelajaran yang menekankan pada olah batin yang bertujuan mensucikan hati berdasarkan petunjuk dan bimbingan kyai. Metode ini biasanya diterapkan di pesantren yang sebagian kyainya memiliki kecenderungn dan perhatian yang cukup tinggi pada ajaran tasawuf atau tarekat.
Metode Riyadhah ialah metode pembelajaran yang menekankan pada olah batin yang bertujuan mensucikan hati berdasarkan petunjuk dan bimbingan kyai. Metode ini biasanya diterapkan di pesantren yang sebagian kyainya memiliki kecenderungn dan perhatian yang cukup tinggi pada ajaran tasawuf atau tarekat.
C.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Pondok
Pesantren MIFTAHUL FALAH merupakan suatu pondok pesantren yang berada di
kawasan mataraman, tepatnya yaitu di kediri. Pondok pesantren ini termasuk
pesantren yang salaf. Pondok pesantren ini berada di Desa Banyakan, yang
tepatnya di Dsn. Margosari RT.05 RW. 02 Ds. Banyakan Kec. Banyakan Kab. Kediri.
Yang didirikan oleh K.H. Fauzan.
Ada beberapa metode yang
dipakai oleh pondok pesantren miftahul falah yaitu
1.
Wetonan
2.
Sorogan
3.
Musyawarah/Bahtsul
Masa’il
4.
Pengajian
Pasaran
5.
Hapalan
/ muhafazah
6.
Praktek
ibadah
7.
Rihlah
ilmiyah
8.
Muhawarah
/ muadatsah
9.
riyadhah
2.
Daftar
Pustaka
·
Hasil
wawancara dari kang yudi dan kang sunawan (alumni pondok miftahul falah)
tanggal 22 Novenber 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar